Dingin menusuk lagi...
menciptakan goresan-goresan di hati yang masih menunggu sebuah kehangatan.
Merasa kuat walau terusmenjerit.
Merasa terabaikan oleh ketidakpedulian.
Namun hanya diam walau amarah terus meronta,
terbelenggu oleh keanehan dan rasa takut.
Hanya mencari, mencari, dan mencari. Mencari sebuah kehangatan.
Dingin masih menusuk, mengharapkan
jawaban diantara keheningan.
Makna Tersirat
Aku bukan hanya aku, aku memiliki MAKNA. Tapi kadang mereka mengabaikan makna seperti mereka mengabaikan Ku.
Selasa, 22 Januari 2013
Rabu, 21 November 2012
Sang Air
AIR yang tadinya HANGAT
berubah menjadi DINGIN
air DINGIN berubah...
menjadi seonggok ES
aku tak tahu
mengapa semuanya...
menjadi seperti itu
aku takut...
takut AIR itu PERGI
meninggalkan ku dengan AIR MATA
yang terus mengalir
di GELAPnya MALAM
mataku TIDAK MENUTUP...
walau hanya sedikit
berubah menjadi DINGIN
air DINGIN berubah...
menjadi seonggok ES
aku tak tahu
mengapa semuanya...
menjadi seperti itu
aku takut...
takut AIR itu PERGI
meninggalkan ku dengan AIR MATA
yang terus mengalir
di GELAPnya MALAM
mataku TIDAK MENUTUP...
walau hanya sedikit
Selasa, 20 November 2012
15 Tahun
15 tahun telah berlalu.
menyisakan angan...
impian.
15 tahun yang singkat
ketika kita...
menghadapi Lautan Dalam Rasa
15 tahun... mungkin bisa merubah lautan
yang dalam, dalam, dalam...
tak bisa ku selam
15 tahun adalah HARAPAN
ketika PERHATIAN...
terasa semakin mengHILANG
menyisakan angan...
impian.
15 tahun yang singkat
ketika kita...
menghadapi Lautan Dalam Rasa
15 tahun... mungkin bisa merubah lautan
yang dalam, dalam, dalam...
tak bisa ku selam
15 tahun adalah HARAPAN
ketika PERHATIAN...
terasa semakin mengHILANG
Ketidakpedulian
Tak semua kata adalah omong kosong. Setiap kata memiliki makna tersirat, yang menginginkan untuk DIPERHATIKAN. Tapi terkadang KETIDAKPEDULIAN menghalangi makna untuk muncul dalam goresan-goresan benang hitam di selembar kayu suci.
PERHATIKAN
PERHATIKAN
PERHATIKAN
PERHATIKAN
PERHATIKAN
Itulah yang ingin makna katakan.
Ketika makna itu muncul, sesuatu akan menyadarkan qolbu, betapa kita bersalah, betapa kita TIDAK PEDULI.
Langganan:
Postingan (Atom)